Laporan Fisiologi Tumbuhan Respirasi pada Tanaman
Topik : Respirasi Pada
Tumbuhan
Tujuan : Mengetahui
pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah
Dasar
Teori
Tumbuhan
terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun
satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam daun
tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi
bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1985)
Respirasi merupakan kebalikan dari
peristiwa fotosintesis. Respirasi merupakan proses pembongkaran energy yang
tersimpan untuk dimanfaatkan dalam proses kehidupannya. (Dahlia, 2000)
Respirasi merupakan proses
katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik.
Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi
anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi (Lovelles, 1997).
Bahan organik yang dioksidasi adalah
glukosa (C6H12O6) maka persamaan reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 +
6O2 è 6 CO2 + 6H2O + Energi
Jumlah O2 dan CO2 yang
dilepaskan tidak selalu sama. Perbedaan antara jumlah CO2 yang
dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini
tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya
proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).
Reaksi respirasi suatu karbohidrat berlangsung dalam 4 tahapan:
1) Glikolisis
Kata “glikolisis” berarti
“menguraikan gula” dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini. Glukosa,
gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih
kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua
molekul piruvat (Champbell, 2002)
2) Dekarboksilasi
oksidatif piruvat
Asam piruvat yang merupakan senyawa
3C diubah menjadi aseti-KoA (senyawa 2C) dengan melepaskan CO2
3) Daur asam sitrat
(daur Krebs)
Asetil-KoA diuraikan menjadi CO2. Daur
ini disebut daur asam sitrat karena senyawa C6 yang pertama terbentuk adalah
asam sitrat
4) Transfer
electron
Hydrogen (ion H+) yang
dihasilkan dari tahap 1 sampai 3 berkombinasi dengan oksigen membentuk air (H2O).
energy yang dibebaskan oleh transport electron digunakan untuk pembentukan ATP.
Untuk mengetahui peristiwa respirasi, dihitung volume
CO2 hasil titrasi.
Yang diketahui : Lama inkubasi (respirasi) = 24 jam
Larutan KOH 0,5 N, 50 ml
Larutan standar (peniter)
= 0,5 N HCl
Reaksi
2 KOH + CO2
→ K2CO3 + H2O
BaCl2 + K2CO3 → BaCO3
= 2 KCl
Yang dititer : KOH sisa (yang tidak mengikat CO2)
KOH + HCl → KCl + H2O
Konsentrasi KOH semula (A grol) = ![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
KOH sisa habis dititer oleh Y ml 0,5 N HCl , karena jumlah
grol peniter = jumlah yang dititer, maka grol KOH sisa dapat dicari sebagai
berikut
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Jadi, jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 (C grol) = A-B
Dari
persamaan reaksi diatas, maka jumlah grol KOH equivalen dengan 0,5 grol CO2
Jadi,
tiap grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x C grol
Jika
tiap grol gas (O0C, 76 mmHg) banyaknya gas terlarut = 22,4 liter,
maka volume gas CO2 terlarut dapat dicari persamaan
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
V1 = Volume gas terlarut dalam 00C, P 76 mmHg,
untuk tiap grol = 22,4 liter
T1 = 00C = 2730K
V2 = Volume gas yang dicari
T2 = Suhu pengamatan (dalam Kelvin) = x + 273
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
Cara
Kerja
Menimbang
biji kacang hijau dan kecambahnya masing-masing 25 gram, kemudian membungkus
dengan kain kasa dan mengikatnya dengan benang
↓
Menyiapkan
botol selai dan mengisi masing-masing botol dengan 100 ml KOH 0,5 N
↓
Memasukkan
ke dalam 3 botol selai (botol 1,2 dan 3) bungkusan kecambah kacang hijau dengan
cara menggantungkan dengan benang pada mulut botol. Dalam 3 botol yang lain
(4,5, dan 6) hanya mengisikan larutan KOH 0,5 N sebagai kontrol
↓
Menutup
ke 6 botol selai tersebut dengan penyumbat secara rapat kemudian menempatkan
pada tempat yang sama. Sebelum itu masing-masing perlakuan diberi label yang
jelas.
↓
Memasukkan
botol 1 dan 4 ke dalam pendingin (230C)
Memasukkan
botol 2 dan 5 ke dalam inkubator (400C)
Memasukkan
botol 3 dan 6 pada suhu kamar (270C)
↓
Menghentikan
percobaan setelah 24 jam. Menitrasi semua larutan KOH yang ada di botol untuk
menghitung banyaknya CO2 hasil respirasi kecambahnya. Mencatat
temperatur larutan KOH saat akan dititer
↓
Memasukkan
data pengamatan ke dalam tabel
Hasil
Pengamatan
Perlakuan |
Volume HCl yang dibutuhkan |
||
Titrasi 1 |
Titrasi 2 |
Rata-rata |
|
Pendingin P |
35,5 |
36 |
35,75 |
Pendingin K |
41 |
35 |
38 |
Suhu Kamar P |
28 |
24 |
26 |
Suhu Kamar K |
41 |
35 |
38 |
Inkubator P |
22 |
18 |
20 |
Inkubator K |
41 |
35 |
38 |
Analisis Data
Pendingin
(230C)
ü
Perlakuan
Konsentrasi KOH semula (A grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2
= 0,025 – 0,0179 = 0,0071
Grol gas CO2 yang berikatan dengan
KOH (D grol) = 0,5 x 0,0071 + 0,00355
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,0862
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,0036 liter/ jam
ü
Kontrol
Konsentrasi
KOH semula (A grol) =
Grol
KOH (B grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2
(C grol) = 0,025 – 0,019 = 0,006
Grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x
0,006 = 0,003
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,0728
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,003 liter/ jam
Suhu Kamar (270C)
ü
Perlakuan
Konsentrasi
KOH semula (A grol) =
Grol KOH (B grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 (C grol) = 0,025 – 0,013
= 0,012
Grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x
0,012 = 0,006
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,1477
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,0061 liter/ jam
ü
Kontrol
Konsentrasi KOH semula (A grol) =
Grol KOH (B grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 (C grol) = 0,025 – 0,019
= 0,006
Grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x
0,006 = 0,003
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,0738
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,0031 liter/ jam
Inkubator (400C)
ü
Perlakuan
Konsentrasi KOH semula (A grol) =
Grol KOH (B grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 (C grol) = 0,025 – 0,01
= 0,015
Grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x
0,015 = 0,075
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,1926
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,008 liter/ jam
ü
Kontrol
Konsentrasi KOH semula (A grol) =
Grol KOH (B grol) =
Jumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 (C grol) = 0,025 – 0,019
= 0,006
Grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH (D grol) = 0,5 x
0,006 = 0,003
Volume gas CO2 terlarut (E grol) = = 0,077
Volume CO2 respirasi tiap jam = = 0,0032 liter/ jam
Perlakuan |
Volume CO2 Respirasi Kecambah Kacang Hijau (liter/jam) |
||
Pendingin (230C) |
Suhu Kamar (270C) |
Inkubator (400C) |
|
Perlakuan |
0,0036 |
0,0061 |
0,008 |
Kontrol |
0,003 |
0,0031 |
0,0032 |
Grafik hubungan antara kecepatan
respirasi dengan perlakuan
Pembahasan
Respirasi adalah proses oksidasi
dari produk digesti dalam sel untuk melepaskan energy yang diperlukan dalam
berbagai aktivitas organisme hidup. Proses tersebut mencakup suatu rantai
reaksi yang majemuk dan menyangkut berbagai tahapan dan dibantu oleh berbagai
enzim. Tahapan pertama bersifat anaerobic, tanpa oksigen bebas, dan tahapan
terakhir memerlukan oksigen bebas, jadi tahapan terakhir itu bersifat aerobic.
Selanjutnya ADP diubah menjadi ATP yang merupakan sumber energy bagi semua
jenis reaksi selular. Respirasi sebagai suatu proses oksidasi yang terdiri banyak
tahapan reaksi dan juga respirasi adalah oksidasi selular di mana energy yang
disimpan dalam molekul-molekul makanan dilepaskan dan digunakan oleh sel. Dalam
reaksi tersebut, H2O dan CO2, merupakan hasil akhir dan energy terlepas.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa suhu
turut berpengaruh terhadap laju respirasi aerob. Rangkaian kecambah pada suhu
kamar yaitu 27ºC melepaskan lebih banyak dari pada rangkaian kecambah pada suhu
25ºC, dan 400C. Jumlah yang dilepaskan dapat dilihat dari banyaknya
HCl yang dibutuhkan saat titrasi. Pada kecambah yang berada pada suhu kamar
yakni 270C volume HCl yang dibutuhkan sebanyak 26 ml, pada suhu
dingin yakni 230C volume HCl yang dibutuhkan sebanyak 35,75 ml, pada
suhu inkubator yakni 400C volume HCl yang dibutuhkan sebanyak 20 ml,
sedangkan pada kontrol membutuhkan HCl sebanyak 38 ml. Volume HCl yang
digunakan pada saat titrasi, dikali dengan 5 ml BaCl2 yang digunakan
sehingga diperoleh volume CO2 yang dihasilkan oleh kecambah. Dari
hasil perhitungan diperoleh volume HCl pada botol kontrol yaitu 0,003 liter.
Sedangkan pada botol di pendingin dengan suhu 23oC yaitu 0,0036
liter, pada suhu kamar 270C yaitu 0,0061 liter dan inkubator dengan
suhu 40oC yaitu 0,008 liter.
Kecambah dibungkus dengan kain kasa,
kain kasa memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga dapat digunakan untuk
memberi ruang atau celah yang dapat dilewati oleh oksigen dan karbon dioksida
pada saat proses respirasi. Kecambah dimasukkan kedalam botol yang ditutup
rapat. Penutupan rapat ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang
dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk
kedalam botol dan tidak ada karbon dioksida yang keluar dari botol. Larutan
didalam botol merupakan larutan basa kuat yaitu KOH, KOH berfungsi sebagai
larutan yang dapat berikatan dengan Karbon dioksida hasil dari respirasi
kecambah. KOH yang mengikat karbon dioksida
akan membentuk natrium bikarbonat yang merupakan karbondioksida
terlarut. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image059.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image060.gif)
Rangkaian praktikum ini disimpan
selama 24 jam pada suhu tertentu hingga akhinya dititrasi.
Titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri yaitu titrasi
penetralan basa (KOH) dengan menggunakan senyawa asam, senyawa asam yang
digunakan adalah asam kuat HCl. Fungsi titrasi ini untuk mengetahui jumlah CO2
yang terikat KOH. Sebelum dititrasi dengan HCL, larutan dari rangkaian
praktikum diambil sebanyak 10 ml dan ditambahan BaCl
sebanyak 5 ml, penambahan BaCl
berfungsi untuk mengendapkan karbon dioksida yang telah diikat oleh KOH.
Persamaan reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image061.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image062.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image063.gif)
Larutan yang awalnya berwarna bening
kemudian berubah menjadi keruh hal ini disebabkan karena terbentuk endapan
putih dari hasil penambahan larutan dengan BaCl2. Selanjutnya
larutan tersebut diteteskan indicator fenolptalein (indicator pp). Indikator
yang berwarna merah ini menyebabkan larutan berubah warna menjadi merah muda.
Indicator pp berfungsi untuk memudahkan mengamati perubahan warna ketika larutan
dititrasi. Kemudian larutan dititrasi dengan asam kuat yaitu HCl dengan
menggunakan pipet tetes hingga larutan berubah warna menjadi bening kembali.
Warna dapat kembali bening menunjukkan bahwa larutan basa telah bereaksi
sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral. Persamaan reaksinya
sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image064.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image065.gif)
Jumlah
karbon dioksida yang dilepaskan oleh kecambah pada proses repirasi aerob
berbanding lurus dengan jumlah HCl yang diteteskan ketika titrasi dengan kata
lain semakin banyak karbon dioksida yang dilepaskan maka semakin banyak HCl
yang diperlukan saat titrasi, dan begitu pula sebaliknya. HCl berfungsi sebagai
peniter (zat penitrasi) dalam penitrasi ini
Kesimpulan
- Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan saling berkaitan, karena semakin tinggi suhu maka laju respirasi juga akan semakin meningkat dan CO2 yang dilepaskan juga akan bertambah jumlahnya.
- Suhu dapat mempengaruhi laju respirasi aerob, hal ini dapat di lihat dari banyaknya kadar CO2 yang terikat pada masing-masing suhu yaitu ; untuk kontrol sebesar 0,003 liter, pada suhu 230C sebesar 0,0036 liter pada suhu 27ºC sebesar 0,0061 liter dan untuk suhu 25ºC sebesar 0,008 liter.
- Jumlah HCl berbanding lurus dengan jumlah yang dilepaskan sehingga semakin banyak HCl yang digunakan maka semakin banyak pula yang dilepaskan.
Daftar
Pustaka
Dahlia, dkk.
2000. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang : UM Press
Dwidjoseputro.
1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
Lakitan, Benyamin.
1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Loveless. 1997. Prinsip-prinsip
Fisiologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT. Gramedia
Sasmitahardja, D.
1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB
Bandung
Keeton, W.T.
1967. Biological Science. Norton and
company. INC. New York
Lakitan,
Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Rajawali Pers : Jakarta
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2. Bandung. Penerbit ITB
Simbolon, Hubu, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga
0 komentar :
Posting Komentar
jangan lupa comment ya teman-teman.. :D